Wajah Relawan Turun Tangan Semarang

Hallloooo kawan Relawan, kalian yang masih belum tau apa itu turun tangan, bisa baca informasi seputar Turun Tangan di blog kami. Tujuan kami baik, berpartisipasi dalam mewujudkan janji kemerdekaan. Tertarik untuk gabung? 

Mungkin ini akan kami share beberapa kegiatan kami dan seperti apa sih wajah - wajah anak Turun Tangan regional Semarang.

Berikut beberapa diantaranya...

Mengajar
Masuk Trans TV

Bedah Buku

Kopdar

Kopdar dan Beberapa Aksi

Temu Turun Tangan Pusat




TTS Goes to Museum : Mandala Bhakti

Sabtu 8 November 2014 lalu kami rombongan Turun Tangan Semarang berkesempatan untuk mengunjungi salah satu museum yang dimiliki kota Semarang. Kunjungan kali ini melanjutkan kunjungan museum setelah beberapa bulan yang lalu kita berkunjung ke museum Ranggawarsita. Masih dalam satu bingkai tema yang sama, Turun Tangan Goes to Museum. Selain pengetahuan, Museum Perjuangan Mandala Bhakti juga memberikan kami pelajaran berharga, betapa tinggi sebuah nilai perjuangan dan kemerdekaan.

Museum Mandala Bhakti terletak di jalan Mgr Soegijapranata, persis menghadap monumen Tugu Muda, Semarang. Sepintas corak bangunan sangat kental dengan unsur arsitektur gaya eropa, laiknya gaya arsitektur bangunan peninggalan Belanda lainnya. Sejarahnya, gedung berlantai dua tersebut memang diperuntukkan sebagai gedung pengadilan tinggi (Raad van Justitie) rakyat eropa di semarang pada awal tahun 1900an. Baru pada tahun 1950an bangunan karya Ir. Kuhr E tersebut dialih fungsikan menjadi markas besar komando wilayah pertahanan II oleh kodam IV Diponegoro.

Sejarah mencatat, gedung bersejarah nan penuh nilai perjuangan tersebut kembali dialih fungsikan menjadi sebuah museum perjuangan TNI dalam upaya mempertahankan kedaulatan NKRI pada hari jum’at, 1 Maret 1985 oleh Mayor Jenderal TNI saat itu, Mayjen Soegiarto. Oleh karena itu, nuansa kemiliteran sangat terasa begitu melekat ketika anda mulai memasuki kawasan museum. Bahkan begitu kita menginjakkan kaki langsung disambut oleh beberapa senjata militer bukti kebesaran tentara nasional Indonesia.

Suasana di dalam museum cukup nyaman, begitu masuk melalui pintu utama, anda akan melihat sebuah tangga menuju lantai kedua, di ujung tangga tersebut nampak sebuah patung yang seolah menyambut kedatangan. Ia seorang jenderal yang diagungkan oleh seluruh keluarga besar TNI, padahal ia hanya seorang guru, jauh dari latar belakang militer. Ia lah jenderal Soedirman, seorang guru penuh wibawa dan kebijaksanaan, ia mampu merangkul segenap pejuang (tentara cikal bakal TNI) untuk berjuang segenap hati penuh pengorbanan dan pengabdian demi satu tujuan, tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia.

***


Tur kita dimulai dari lantai pertama dan memasuki sebuah ruangan yang menyimpan beberapa koleksi senjata beserta perlengkapannya, mulai dari senjata tradisional seperti keris dan bambu runcing, senjata hasil rampasan tentara belanda maupun jepang, sampai senjata buatan dalam negeri oleh Pindad. Salah satu dari kami berkesempatan untuk mencoba salah satu senjata koleksi museum yang masih berfungsi dengan baik. Selesai melihat koleksi senjata militer, kita diajak bernostalgia pada saat pertempuran lima hari di semarang. Dari kisah kematian dr. Karyadi hingga terlucutinya tentara jepang oleh pejuang kemerdekaan.



Masih dilantai satu, sebelah timur gedung menyimpan beberapa koleksi senjata militer yang jauh lebih besar, seperti tank panser, mobil tempur yang telah dilengkapi peralatan komunikasi serta beberapa senjata pelontar jarak jauh buatan Rusia. Beberapa senjata masih berfungsi dan setiap pengunjung dipersilahkan untuk mencobanya.

Puas dilantai pertama, langsung kita diajak oleh bapak TNI pemandu museum menuju lantai dua. Bertatap muka dengan “jenderal Soedirman”, Bapak Tentara Nasional Indonesia. Persis dibelakang patung terdapat sebuah ruangan cukup terbuka, nampak seperti sebuah auditorium kecil, disebelah pojok kanan dalam terdapat sebuah pintu masuk ke sebuah ruangan. Ruangan lebar dengan sebuah meja kerja dan beberapa buah kursi empuk dan meja kaca tertata rapi di depannya. Di sepanjang dinding terdapat tiga belas buah foto jenderal yang pernah menggunakan ruangan tersebut sebagai ruang kerja, rapat dan menerima tamu. Salah satu jenderal tersebut ialah Mayjen Soeharto. Presiden kedua Republik Indonesia.


Selesai mengunjungi ruang sidang para jenderal, kita dibawa menuju beberapa koleksi museum seperti koleksi beberapa diorama perjuanan TNI dalam menghadapi peperangan, upaya pemberontakan, seperti RMS, Andi Aziz, DI/TII, PKI dan lain-lain. Khusus PKI, terdapat satu ruangan khusus yang memperlihatkan bagaimana gigihnya TNI menghadapi upaya kudeta partai Komunis terhadap pemerintahan presiden Soekarno saat itu. Beberapa benda seperti batu dan palu konon digunakan oleh PKI untuk menginterograsi petinggi TNI. Mitos pencongkelan mata oleh aktivis PKI pun mampu kita lihat disana, baru pertama kali saya menyaksikan seperti apa alat mengerikan tersebut. Hingga TNI begitu mewanti-wanti agar kita mewaspadai segala bentuk PKI.

Setelah berkeliling dan terakhir mengunjungi koleksi pernak pernik seputar TNI, mulai dari lambang, tanda bintang kehormatan dan beberapa koleksi pakaian dinas keluarga besar TNI. Tur kami diakhiri dengan penjelasan sebuah kendi besar bukti kedekatan TNI AU, AL dan AD dengan masyarakat dan sekali lagi, pemandu kembali mengutarakan kebesaran seorang Jenderal Besar Soedirman. Dedikasi yang patut kita contoh sebagai golongan muda yang mencintai NKRI.

Semoga dari sedikit ulasan kami mampu merepresentasikan wajah museum Mandala Bhakti. Kalian yang ingin berkunjung bisa langsung datang pada hari selasa – sabtu, pukul 09.00 – 15.00, minggu dan senin libur. Nantikan liputan kami di museum – museum selanjutnya. See you. We love museum. Turun Tangan Goes to Museum.

#WeLoveMuseum #AyokeMuseum
© Copyright 2014. Turun Tangan Semarang. Template Wahyu Nur Rohim